Photo, Prajna Farravita To, Kau, yang membawa doa suci, dipikul dari sebuah nama warna Siapa yang pertama kali mengenalkanku pada takdir yang melaju layaknya perahu kertas? Kau Siapa yang memasukkanku pada sebuah jaring laba-laba yang berada di atas jaring? Kau Siapa yang mengajakku melebur dalam kalimat ilmiah melalui rangkaian diksi indah nun rumit? Kau Siapa yang menggandengku menelusuri kesibukan kota yang tak bisa diajak bicara? Kau Siapa yang mendorongku untuk bertemu dengan banyak literatur dengan cara apapun agar penanya tergores dan abadi bersamaku? Kau Siapa yang menjadi pengamatanku untuk belajar bermain dalam duniaku sendiri dan mencari solusi ketika menghadapi berbagai hal, bermonolog dan berdialog dangan Dia Yang Maha Tahu? Aku katakan, lagi-lagi kau. Sebuah ledakan bintang yang menyisihkan satu dan keluar dari jalur, lalu Bintang Jatuh itu menemui Ksatria dan Putri. Supernova. Object kedua aku mengenali kompleksitas diksi dalam sebuah sainsfictio
"Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seseorang ilmuwan besar. Mereka keliru, semua itu adalah karena faktor karakter".[Albert Einstein]