Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Apa Kata yang Tepat untuk Berterimakasih Kepada Waktu?

Photo by, Prajna Farravita Located, Indrayanti Beach Salah satu rezeki yang bernilai tinggi ialah ketika Allah menempatkan kita di sekitar orang-orang baik~ Kita terlahir dari latar belakang yang berbeda. Pengaruh yang didatangkan juga berbeda. Kita juga tidak dapat memilih di mana kita dilahirkan. Dari orang tua mana kita dididik. Bagaimana kedudukan kita di dunia, khususnya di mata manusia dengan manusia lain. Kita juga tidak pernah bisa menyalahkan takdir atau menghakimi Tuhan (Allah). Aku maunya begini dan aku inginnya seperti itu. Waktu telah menentukan seperti apa baiknya kita. Kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda, memiliki bentuk fisik yang berbeda, memiliki materiil yang berbeda, berasal dari suku yang berbeda, memiliki kepribadian yang berbeda, memiliki sikap yang berbeda, memiliki sudut pandang yang berbeda, bahkan memiliki pemikiran yang berbeda. --Tidak ada yang kebetulan di dunia ini— Segalanya telah diatur dengan k

Menghancurkan Ekskavasi Rasa

Photo by, Prajna Farravita Located in Ujungnegoro Beach Apakah perlu meng-ekskavasi rasa agar mampu menuliskan segala inspirasi yang pernah datang pada saat kesibukan menekan waktu dan mendadak amnesia ketika waktu melonggar sepanjang hari?  Ya. Beragam rasa muncul ketika tidak memiliki celah untuk menulis satu kalimat. Barang satu kata pun entah lari ke mana. Ketika satu jam saja longgar semuanya menghilang, terbawa oleh penyakit bernama amnesia. Aku ingin menuliskan puisi untuk Tuhan, tetapi satu kata pun tidak muncul. Aku ingin menuliskan prosa untuk ruhku sendiri, tetapi waktu mendadak berhenti dan kosong. Aku seperti dililit oleh benang semu yang melumpuhkan pikiran. Mungkin membutuhkan perenungan untuk mendebatkan kelumpuhan otak ini. Perenungan? Aku menemukan satu kata yang mampu menuliskan gagasan dari ‘perenungan’. Perenungan membuatku mengerti bagaimana semesta. Bagaimana Tuhan berperan dalam dunia. Mengatur segala bentuk kejadian-kejadian detail. I

Bagaimana Hati Berbicara

Photo by, Prajna Farravita Located, Pantai Indrayanti, Yogyakarta Hati itu isinya ada dua, makna dan iman~ Apakah hati sudah mampu menemukan makna? Apakah hati sudah mampu mempertahankan keimanan? Dua hal yang mungkin jauh tetapi sangat dekat. Amat dekat. Terkadang keimanan lebih mudah dirasakan, tetapi kebenarannya relatif di mata Sang Pencipta. Makna juga bisa dicari, tetapi memerlukan kepekaan yang tinggi dan hati yang betul-betul terbuka. Bagaimana hati dan keimanan bertindak tidak ada yang tahu. Diri sendiri pun tidak tahu, karena ada yang Maha lebih Tahu. Hati itu tidak dapat dipastikan bagaimana ia bekerja. Bisikan-bisikan dari luar terkadang mengalahkan niat baik yang tulus. Makna itu diperuntukkan kepada orang-orang pilihan. Bisa begitu? Ya, karena tidak semua orang mampu memekakan indranya untuk mencari makna. Padahal, Tuhan telah memberikan segala kenikmatan yang mampu digunakan untuk mensyukurinya. Mencari paradigma dari sisi yang berbeda mema