BAGAIMANA bisa meminta senja sedangkan siang masih terik? Masih mending menyemogakan jangan turunkan hujan ketika awan sudah mulai menggelap.--Harapan itu masih bisa terjadi, tetapi mengharuskan waktu terjadi itu tidak bisa seenaknya.
Bagaimana bisa meminta segera datang
senja kemudian meminta hujan? Masih mending menunggu sore dan berharap hujan.--Meminta
itu sah-sah saja, tetapi juga tidak bisa seenaknya.
Bisa
aku merayu awan? Agar siang datang hujan dan sore tetap memancarkan senjanya?
Mungkin bisa tetapi jangan memegang harapan besar jika tak ingin kecewa.
Waktu itu berjalan pasti dan
perwujudan harapan itu misteri. Lebih baik tak pernah memegang harapan agar
mendapat hasil yang tak terhingga. Agar tak pernah merasakan kecewa, agar tak
menyesal, dan agar tak dibelenggu rasa takut.
Susutkan harapan itu sekecil-kecilnya,
lalu simpan di hati yang paling dalam, tancapkan pada titik kalbu yang paling
beku, dan kunci rapat-rapat, lalu buang kuncinya jauh-jauh atau hanyutkan atau
bahkan tenggelamkan. Tak lagi mau tahu siapa yang akan menemukannya nanti.
Mungkin tak pernah lagi ditemukan, entahlah,
itu pun kehendak-Nya.
Biarlah berbagai macam rasa membelenggu
perasaan hingga waktu yang telah ditentukan. Sampai kapan waktu yang ditentukan itu? Entahlah!
-0o0-
Biarlah aku berteman dengan senja agar
aku bisa merayu awan agar tidak turun hujan dan lembayung bertahan lebih lama.
Biarlah aku berteman dengan senja agar
aku menunggu bagaimana gempita malam. Gelap tapi tak menakutkan, hitam tapi
bercahaya, sunyi tapi terdengar bisikan riuh yang halus.
Kurayu awan senja agar tak turun
hujan. Bukan aku ingin pulang, justru aku tak ingin pulang. Menanti ditemani angin
sore yang terkadang membisikkan cerita lucu atau kenangan menghibur, yang
penting jangan sampai ada angan-angan kosong.
Kurayu awan senja agar tahu bahwa esok
akan datang kembali dan hadir senja-senja lain. Senja yang lebih indah, senja
yang lebih berkesan, dan senja yang tak pernah berakhir.
Kurayu awan senja agar terus pancarkan
lembayung sampai malam menjemput. Kemudian kutatap semesta agar aku tahu
bahwa Kau tak pernah ingin tahu tentangku tapi Kau mengetahui semua tentangku.
Biarkan waktu menjalankan skenario
takdir.
Waktu
dikejar
Waktu
menunggu
Waktu
berlari
Waktu
bersembunyi
Biarkan
aku (menyayangimu) mencintaimu
Dan
biarkan waktu menguji
~ Andrea Hirata
Prajna Vita_
Jakarta, 19 Juni 2016
13.27
Puitis banget kata-katanya prajna bahkan awan pun dirayu. he..he..he..he. Salam kenal.
BalasHapusMendadak melankolis waktu itu, jadi awan pun aku rayu, hahaha., salam kenal juga
BalasHapus