Langsung ke konten utama

Setitik Pandangan Dapat Dikisahkan


Satu hal yang membuat perhatian. Pemandangan lingkungan dengan adanya pemungut sampah atau lebih kasarnya orang menyebut ‘pemulung’. Bukan menjadi masalah lagi bahkan jurang  jika banyaknya pemulung karena faktor kemiskinan dan lapangan kerja sangat minim. Pasti pemerintah yang disalahkan lagi. Untuk menentukan siapa yang benar dan salah memang dibilang sulit. Sumber daya alam dan sumber daya manusia sebenarnya didepan mata, hanya saja keterampilan dan daya inovasi masih dibilang sangat minim juga. Satu hambatan bagi negara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Tentengan khas dipunggung membuat pandangan tersendiri dalam kerumunan. Mungkin tidak untuk sebagian orang, prinsip masa bodoh selalu menjadi satu hal sepele dalam otak masing-masing orang. Sikap peduli juga ditemui. Dimana, di tempat tergelarnya acara besar yang tertutup bahkan di daerah intelektual pandangan tersebut masih saja hadir. Sepenggal cerita terlihat dimana seorang gadis muda tak malu mengeluarkan sapaan sopan.
*
                Pandangan tajam menyapu seluruh lokasi, tak hanya tangan yang memilah-milah bahan butuhannya. Enam mahasiswa dari salah satu universitas duduk dengan satu gelas plastik minuman di masing-masing tangan mereka. Tak ada tempat sampah didekatnya, sudah tiga gelas tergeletak kosong.
                “Eh itu kasih ke Bapaknya”. Tampak jelas terdengar. Dihampirinyalah keenam gadis muda yang sedang melepaskan lelah di pelataran parkiran mobil.
                “Ini Pak”, kata salah satu gadis sembari menyodorkan gelas plastik kosong. Secepat kilat diraihnya gelas tersebut, dimasukkan kedalam karung. Semua mata terlirik. Beberapa cuap-cuap mulit tampak bergerak dan disahut dengan cuap yang lain. Menjadi omongan mungkin terjadi, tak heran obrolan tidak pernah selesai hingga menemukan topik lain untuk dibahas. Mengapitalkan huruf atau memberikan tanda kutip apa yang dimaksud, melirik objek dengan satu lirikan dan beralih keobjek yang masih berdekatan dari sebelumnya.

                Apa yang ada dalam pikiran gadis tersebut? Satu alasan memang menjadi tindakan ia sendiri. Satu langkah adalah uang. Bagaimana pendapat setiap orang dengan pandangan yang tidak mengenakkan dimana-mana. Mungkin saja sikap masa bodoh selalu keluar. Idealnya, sikap masing-masing orang tak harus selalu dibawa untuk melihat sesuatu hal yang menarik atau tidak menarik.

                Membuka perasaan mungkin menjadi salah satu faktor menarik untuk dirinya sendiri, bisa saja disimpan atau bahkan menjadi arsip tersendiri untuk menjadi kisah menarik dan dapat dibuka kembali dikemudian hari. [] Prav

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Salah Masuk Labirin

LEPASKAN rasa ini dan fokus pada tujuanku. Hilangkan rasa ini dan anggap seperti kau dan aku teman. Aku berusaha sewajarnya, tetapi kau memancingku dengan semua yang aku suka. Musik, gambar, typografi, photo, dan coffee . Lebih jauh mengenalmu membuatku takut. Aku takut kehilanganmu sebagai teman diskusi, sebagai teman yang membantuku untuk melatih kemampuanku mengenal kopi. Kemampuan membuat lidah lebih peka dengan citarasa kopi dan kemampuan untuk kembali menulis. [Jkt, 25/10’15 : 21.08] Aku merasa yang aku alami selama ini ialah sebuah mimpi. Semua hal-hal menakjubkan datang begitu saja. Semua ini berpengaruh positif pada diriku. Ketika berimajinasi mengenai kisah ajaib, aku menanyakan pada diri sendiri. Apakah aku sedang koma? Lalu, hal-hal yang terjadi selama ini ialah mimpi di dalam komaku. Jika, ya, aku yakin akan menyesal ketika sadar. Namun, jika aku ditakdirkan untuk bangun lagi, aku pasti akan mengingat kisah mengesankan itu dan akan mempunyai semangat hidup yang l...

Resensi: Catatan Juang, Membuat Seseorang Berani Bertindak

Photo by Prajna Vita Judul: Catatan Juang Penulis: Fiersa Besari Penerbit: Media Kita Cetakan: Pertama, 2017 Tebal: vi + 306 hal ISBN: 978-797-794-549-7 “Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya”, tertanda Juang. PERNAH terinspirasi dari seseorang? Inspirasi bisa datang dari mana saja. Dari orang, film, karya seni, hal-hal sekitar, lagu, musik, atau bahkan tulisan. Namun, bagaimana jika terinspirasi dari sebuah barang kepunyaan seseorang yang belum dikenal dan mampu mengubah dunia? Apakah itu sebuah Konspirasi Alam Semesta? Ya, karena semesta yang mendukung apa yang akan terjadi. Seperti halnya, semesta akan membawamu pada zona nyaman atau tidak, begitupun sebaliknya, akan membawamu keluar dari zona nyaman atau tidak. Kita juga tidak pernah salah keluar dari zona nyaman apabila semesta mendukung. Setiap konspirasi mungkin akan menyulitnya dan kau sendirilah yang akan tahu seberapa besar kau bisa menggapainya....

Perjalanan dalam Misi Mencicipi Kuliner Lokal dan Bagaimana Kuliner Mendominasi Kehidupan

Aruna & Lidahnya Laksmi Pamuntjak Gramedia November 2014 (Cetakan Pertama) 432 Halaman 978-602-03-0852-4 Rp 78.000,- Sebuah novel tentang makanan, perjalanan, dan konspirasi. Laksmi Pamuntjak mampu menyuguhkan karya fiksi yang mengaitkan kuliner dengan konsep kehidupan. Dalam kasus flu unggas yang terjadi secara serentak di delapan kota di Indonesia, Aruna yang bekerja sebagai konsultan epidemiologi atau disebut “Ahli Wabah” ditugaskan melakukan penelitian. Dalam kesempatan penelitian itu Aruna bersama dua karibnya, Bono dan Nadezhda yang terobsesi terhadap makanan memanfaatkan perjalanannya untuk menikmati kuliner lokal. Dalam misi pencicipan cita rasa makanan bukan hanya mengetahui makanan secara umum, tetapi bagaimana makanan telah mendominasi kehidupan. Konsep kehidupan seperti realita sosial, politik, agama, dan sejarah yang tak hanya berkaitan dengan kolusi, korupsi, konspirasi, dan misinformasi, tetapi juga menyatukan cinta dan pertemanan. Cara...