29/05. Obrolan
sekitar dua jam itu. Obrolan yang dimulai karena pekerjaan. Dimana orang
tersebut telah menjadi tokoh dalam catatan kecil sang calon penulis. Amin.
Sebuah langgar menjadi tempat cerita singkat, dimana ilham terjadi dan
kebiasaan itu mulai dilakukan. Satu permintaan bantuan menjadi sebuah obrolan
panjang dan mengetahui cerita satu sama lain. Kejadian yang mungkin akan teringat.
Obrolan berjalan
sekitar satu setengah jam, angin mulai berhembus dan menerpa sang gadis yang
kini menikmati senja di sebuah rumah Tuhan. Dia mengerutkan kening. Mengelus
leher belakangnya. Hingga angin merobohkan pembatas skat masjid. Membuat mereka
harus menengok ke belakang. Lalu teman obrolan sang gadis memberikan satu karya
kreatifitasnya ketika sang gadis itu mulai mengembalikan pandangannya.
“Tunggu sebentar ya”. Setelahnya
![]() |
miramaliks.blogspot.com |
Beberapa menit
meninggalkan sang gadis yang kini tak mempunyai teman obrolan. Dengan terpaan
angin menghitamkan pandangan. Bolak balik melihat jam di tangan kanan. Rasa
ingin menengok ke belakang. Rasa ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan
teman obrolan itu hingga meninggalkannya sendiri dan merasa kesepian ditengah
keramaian serta dinginnya angin sore kala itu.
Keberaniannya
dikuatkan. Seseorang dengan punggung yang dikenalinya duduk bersilah menunduk.
Seketika itu,hati ini seakan ingin mengucapkan “aku kalah dengannya”. Suaranya
kembali terdengar beberapa menit ketika mata ini beralih memandang punggungnya.
Memasukkan sebuah buku bersampul kecil ke dalam tas. Dia jarang dianggap rajin dan
tekun. Kini mampu meyakinkan dengan mata sang gadis itu sendiri. Mungkin sebuah
ketekunan untuk menghatamkan Al-qur’an tanpa memperlihatkan pada banyak orang.[]Prav
Komentar
Posting Komentar