“Dimana seorang gadis selalu dibilang polos nan lugu masuk
dalam masalah orang yang sudah mapan kehidupannya”.
Ia mengerti kesalahan itu dimana. Kesalahan yang sepele. Orang
dekat sebagai teman. Orang yang mungkin pernah membuat melayang dan kemudian
dijatuhkan perlahan-lahan. Apakah harus diungkit-ungkit? Lebih baik memikirkan hal
lain. Seseorang dengan candaan khasnya, tetapi muka duanya terlihat dari jauh.
Rasa kesal, bodoh, tolol mungkin kini dibuat berfikir delapan kali dalam semalam
dan akhirnya ambruk tak terasa. Kerapuhan itu membuat kesadaran bagaimana
konyolnya memikirkan hal dimana seharusnya tak dipikirkannya. Menjaga perasaan
orang lain tetapi perasaan sendiri entah kemana.
![]() |
Satu waktu dimana kita saling mengenal |
Satu kisah pendek tertulis dalam sebuah catatan kecil yang
mungkin membuatnya sadar. Mungkin. Tentangnya kini semakin merambat pada orang
terdekat. Semua itu memberi kehati-hatian pada gadis yang tak tahu apa itu
cinta. Kini tahu, semua itu bukan perkara mudah. Dimana gerbang harus berhenti
pada objek yang mungkin akan membuatnya terluka lebih dalam. Sebuah titik kelanjutan
komunikasi tersebut dimulai.
“Boleh menyalahkanku. Namun, komunikasi sebagai teman jangan
sampai terhenti. Tidak enak dilihat teman lain jika ada kecanggungan”.
“Aku mengerti. Tetapi tidak ingin masalahku ada orang lain
disini”.
“Aku tahu. Jika ingin menyalahkanku. Salahkan saja aku. Aku
bukan tipe orang mengumbar cerita. Namun, tahu dimana keputusan itu harus
diambil”.
Bisa saja aku mengatakan ‘kau lebih dari sampah’ jika aku
mau. Namun, masih peduli dengan perasaanmu. Hanya ingin mengingat kekonyolanmu
ketika obrolan teman dimulai.[]Prav
Komentar
Posting Komentar