Langsung ke konten utama

KLISE



Menemukannya atau tidak memang belum bisa diprediksi. Namun, bagaimana jika berharap dapat menjalin pertemanan atau sahabat pena?.

Memperhatikannya secara awang memang sudah cukup lama. Tertarik ketika tulisannya mampu membuat jatuh hati. Hobi dan kegemaran hampir sama, kebiasaan pun tidak ditanyakan lagi sebagai seseorang yang sama-sama berupaya untuk merancang parodi. Cangkir yang berisi cairan beraroma klasik nun elegan tak pernah absen ketika sang pena mengalun merangkai setiap kata hingga menjadi sebuah prosa yang bermakna.

Secangkir kopi. Kopi selalu menemaninya ketika lembaran demi lembaran itu terisi penuh. Kopi selalu menjadi pelor inspirasinya—bukan kau saja yang merasakan seperti itu—dalam pengaliran ide.
Entah tepatnya kapan menemukan sang penggores pena sederhana, namun luar biasa itu. Menemukannya di dunia dengan daya informasi tidak terbatas yang siapa pun, kapan pun, dan di mana pun dapat mengaksesnya.

Memang tak mengenalnya pasti. Lama selalu menanti tulisannya dan terkadang ia lama tidak menampilkannya. Tulisan yang singkat, tetapi begitu mampu membuatku mengiyakan berkali-kali.

Entah ia akan mengenal orang yang selalu menunggu karyanya atau tidak atau bahkan tak peduli siapa dan seperti apa.

Tak pernah berharap lebih, cukup menanti puisi demi puisimu yang sederhana tetapi bermakna. Tak perlu menjadi ranum untuk dapat menikmati lebih dalam. Mungkin hanya tulisan rancau yang entah mau dikemanakan, yang entah akan penting atau tidak, yang entah akan dibaca orang atau tidak. Semua itu memang tak dapat ditebak.[]Prav
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Salah Masuk Labirin

LEPASKAN rasa ini dan fokus pada tujuanku. Hilangkan rasa ini dan anggap seperti kau dan aku teman. Aku berusaha sewajarnya, tetapi kau memancingku dengan semua yang aku suka. Musik, gambar, typografi, photo, dan coffee . Lebih jauh mengenalmu membuatku takut. Aku takut kehilanganmu sebagai teman diskusi, sebagai teman yang membantuku untuk melatih kemampuanku mengenal kopi. Kemampuan membuat lidah lebih peka dengan citarasa kopi dan kemampuan untuk kembali menulis. [Jkt, 25/10’15 : 21.08] Aku merasa yang aku alami selama ini ialah sebuah mimpi. Semua hal-hal menakjubkan datang begitu saja. Semua ini berpengaruh positif pada diriku. Ketika berimajinasi mengenai kisah ajaib, aku menanyakan pada diri sendiri. Apakah aku sedang koma? Lalu, hal-hal yang terjadi selama ini ialah mimpi di dalam komaku. Jika, ya, aku yakin akan menyesal ketika sadar. Namun, jika aku ditakdirkan untuk bangun lagi, aku pasti akan mengingat kisah mengesankan itu dan akan mempunyai semangat hidup yang l...

Resensi: Catatan Juang, Membuat Seseorang Berani Bertindak

Photo by Prajna Vita Judul: Catatan Juang Penulis: Fiersa Besari Penerbit: Media Kita Cetakan: Pertama, 2017 Tebal: vi + 306 hal ISBN: 978-797-794-549-7 “Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya”, tertanda Juang. PERNAH terinspirasi dari seseorang? Inspirasi bisa datang dari mana saja. Dari orang, film, karya seni, hal-hal sekitar, lagu, musik, atau bahkan tulisan. Namun, bagaimana jika terinspirasi dari sebuah barang kepunyaan seseorang yang belum dikenal dan mampu mengubah dunia? Apakah itu sebuah Konspirasi Alam Semesta? Ya, karena semesta yang mendukung apa yang akan terjadi. Seperti halnya, semesta akan membawamu pada zona nyaman atau tidak, begitupun sebaliknya, akan membawamu keluar dari zona nyaman atau tidak. Kita juga tidak pernah salah keluar dari zona nyaman apabila semesta mendukung. Setiap konspirasi mungkin akan menyulitnya dan kau sendirilah yang akan tahu seberapa besar kau bisa menggapainya....

Perjalanan dalam Misi Mencicipi Kuliner Lokal dan Bagaimana Kuliner Mendominasi Kehidupan

Aruna & Lidahnya Laksmi Pamuntjak Gramedia November 2014 (Cetakan Pertama) 432 Halaman 978-602-03-0852-4 Rp 78.000,- Sebuah novel tentang makanan, perjalanan, dan konspirasi. Laksmi Pamuntjak mampu menyuguhkan karya fiksi yang mengaitkan kuliner dengan konsep kehidupan. Dalam kasus flu unggas yang terjadi secara serentak di delapan kota di Indonesia, Aruna yang bekerja sebagai konsultan epidemiologi atau disebut “Ahli Wabah” ditugaskan melakukan penelitian. Dalam kesempatan penelitian itu Aruna bersama dua karibnya, Bono dan Nadezhda yang terobsesi terhadap makanan memanfaatkan perjalanannya untuk menikmati kuliner lokal. Dalam misi pencicipan cita rasa makanan bukan hanya mengetahui makanan secara umum, tetapi bagaimana makanan telah mendominasi kehidupan. Konsep kehidupan seperti realita sosial, politik, agama, dan sejarah yang tak hanya berkaitan dengan kolusi, korupsi, konspirasi, dan misinformasi, tetapi juga menyatukan cinta dan pertemanan. Cara...