Selamat
datang hujan
Kau hadir apakah tahu
aku yang memanggilmu? Atau ada seseorang yang masih merasakan hal sama
sepertiku? Aku sedang sendu dan kau datang. Apa bisa aku sebut ini seperti
drama?
Kau
mewakiliku, hujan
Aku ingin menangis
tetapi aku tidak bisa. Kopiku mengingatkanku pada apa yang aku rasakan.
Mengingatkanku lagi pada rasa takut itu. Aku takut kehilangan. Aku tidak pernah
menyalahkan siapapun mengapa aku mengenalnya. Aku merasa beruntung dipertemukan
dengan seseorang yang membuatku merencanakan tujuan. Jika aku hidup hanya mengikuti
arus saja untuk apa? Aku hidup untuk tujuan. Tujuan di dunia dan di akhirat.
Kau
tahu hujan?
Bukan berarti aku harus
memecahkan teka-teki takdir. Bukan berarti aku menyalahkan Tuhan. Aku
berterimakasih atas semua yang sudah Ia berikan. Hanya saja aku takut
kehilangan salah satu dari itu. Kau memberikanku seseorang yang bisa membuatku merencanakan
impian besar. Lalu, apakah Kau juga akan menghilangkannya dariku? Bukan aku menaruh
curiga padaMu, tetapi aku takut, aku takut belum bisa menerimanya.
Hujan,
sampaikan pada-Nya...
Aku meminta seseorang
yang terbaik bagiku kelak dan juga jadikan aku seseorang yang terbaik baginya.
Adil, bukan? Dia terbaik bagiku dan aku terbaik baginya. Kami sama-sama
mendapatkan apa yang terbaik menurut-Mu.
Tuhan.,
Terimakasih Kau telah
mengenalkanku pada seseorang yang bisa membuka pikiranku mengenai banyak hal di
dunia ini. Entah ia menganggapku apa, tetapi aku berharap ia tidak pernah
melupakanku. Karena rasa takut kehilangannya terkadang hadir dan menyiksa. Aku
merasa tercekik karena aku tidak mampu mengeluarkan tangisanku.
Jakarta,
9 Januari 2015
14.58
Komentar
Posting Komentar