Langsung ke konten utama

Karena-Mu

By, Prajna Farravita
Aku tidak pernah membuka hati pada laki-laki yang ingin masuk ke kehidupanku. Banyak ketakutan dari sebuah hubungan yang berakhir rasa sakit. Dan tentunya aku tidak mau berada di tahap itu.

BANYAK dari teman-temanku mempunyai jadwal keluar rumah rutin dengan orang istimewa setiap seminggu sekali. Mempunyai kebiasaan rutin untuk merayakan tanggal jadi mereka satu tahun sekali. Mempunyai hari-hari yang penuh perhatian dan ucapan selamat pagi lalu berakhir selamat tidur. Namun, terkadang cekcok kecil menghancurkan semua hubungan itu.

Aku tidak pernah takut dikatakan hariku tidak berwarna atau aku tidak mempunyai kenangan di masa muda. Aku mempunyai cara sendiri untuk membuat hidupku lebih berwarna dan lebih berarti. Dengan caraku berjalan menyusuri setiap sudut kehidupan, aku seperti mampu menemukan beragam warna kehidupan dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Ketika aku menutup hatiku, aku seperti bisa membuat semua indraku peka dan aku ingin berterimakasih kepada-Mu. Terimakasih Tuhan, Engkau telah menciptakanku sebagai manusia dan Engkau telah memberiku panca indra yang sempurna. Berkat panca indra ini, perasaanku menerima apa yang ditangkap oleh semua indraku, termasuk cinta.

Perasaan cinta memang tidak pernah bisa dicegah begitu saja. Rasa cinta itu mengalir sangat pelan dan mempunyai kehebatan meluluhkan perasaan. Menjadi lebur ketika rasa cinta itu datang, lalu bagaimana jika kembali mengkristal? Ketika perlu menerima bahwa cinta tidak harus memiliki. Aku selalu benci itu, karena selalu terasa sakit.  

Suatu ketika, seorang laki-laki datang padaku. Hatiku perlahan melebur, tetapi kembali mengkristal, begitu seterusnya hingga keraguan terus mengelilingi pikiranku. Aku mencintainya tetapi aku bisa apa? Aku bukan orang yang ia cari dan aku tidak tahu apakah aku bisa menjadi orang yang dicari oleh orang yang aku cari. Aku tidak menginginkan ia menjadi milikku karena aku sadar betul kalau aku bukan cerminannya. Bukankah Allah akan memberikan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan wanita keji untuk laki-laki yang keji.

Keraguanku muncul ketika aku merasa belum menjadi wanita yang baik untuknya. Namun, berusaha untuk memantaskan diri bukan sesuatu yang salah bukan? Aku percaya bahwa cinta tidak harus memiliki, maka dari itu aku tidak ingin sakit untuk kedua kalinya. Aku merasa bahwa mencintaimu ialah sesuatu yang menyakitkan. Untuk itu, aku memilih mencintainya karena-Mu. Agar aku tak lagi merasa dilayangkan perlahan-lahan, lalu tiba-tiba dijatuhkan begitu saja.[]Prav


Prajna Vita_
Jakarta, Februari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Salah Masuk Labirin

LEPASKAN rasa ini dan fokus pada tujuanku. Hilangkan rasa ini dan anggap seperti kau dan aku teman. Aku berusaha sewajarnya, tetapi kau memancingku dengan semua yang aku suka. Musik, gambar, typografi, photo, dan coffee . Lebih jauh mengenalmu membuatku takut. Aku takut kehilanganmu sebagai teman diskusi, sebagai teman yang membantuku untuk melatih kemampuanku mengenal kopi. Kemampuan membuat lidah lebih peka dengan citarasa kopi dan kemampuan untuk kembali menulis. [Jkt, 25/10’15 : 21.08] Aku merasa yang aku alami selama ini ialah sebuah mimpi. Semua hal-hal menakjubkan datang begitu saja. Semua ini berpengaruh positif pada diriku. Ketika berimajinasi mengenai kisah ajaib, aku menanyakan pada diri sendiri. Apakah aku sedang koma? Lalu, hal-hal yang terjadi selama ini ialah mimpi di dalam komaku. Jika, ya, aku yakin akan menyesal ketika sadar. Namun, jika aku ditakdirkan untuk bangun lagi, aku pasti akan mengingat kisah mengesankan itu dan akan mempunyai semangat hidup yang l...

Resensi: Catatan Juang, Membuat Seseorang Berani Bertindak

Photo by Prajna Vita Judul: Catatan Juang Penulis: Fiersa Besari Penerbit: Media Kita Cetakan: Pertama, 2017 Tebal: vi + 306 hal ISBN: 978-797-794-549-7 “Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya”, tertanda Juang. PERNAH terinspirasi dari seseorang? Inspirasi bisa datang dari mana saja. Dari orang, film, karya seni, hal-hal sekitar, lagu, musik, atau bahkan tulisan. Namun, bagaimana jika terinspirasi dari sebuah barang kepunyaan seseorang yang belum dikenal dan mampu mengubah dunia? Apakah itu sebuah Konspirasi Alam Semesta? Ya, karena semesta yang mendukung apa yang akan terjadi. Seperti halnya, semesta akan membawamu pada zona nyaman atau tidak, begitupun sebaliknya, akan membawamu keluar dari zona nyaman atau tidak. Kita juga tidak pernah salah keluar dari zona nyaman apabila semesta mendukung. Setiap konspirasi mungkin akan menyulitnya dan kau sendirilah yang akan tahu seberapa besar kau bisa menggapainya....

Perjalanan dalam Misi Mencicipi Kuliner Lokal dan Bagaimana Kuliner Mendominasi Kehidupan

Aruna & Lidahnya Laksmi Pamuntjak Gramedia November 2014 (Cetakan Pertama) 432 Halaman 978-602-03-0852-4 Rp 78.000,- Sebuah novel tentang makanan, perjalanan, dan konspirasi. Laksmi Pamuntjak mampu menyuguhkan karya fiksi yang mengaitkan kuliner dengan konsep kehidupan. Dalam kasus flu unggas yang terjadi secara serentak di delapan kota di Indonesia, Aruna yang bekerja sebagai konsultan epidemiologi atau disebut “Ahli Wabah” ditugaskan melakukan penelitian. Dalam kesempatan penelitian itu Aruna bersama dua karibnya, Bono dan Nadezhda yang terobsesi terhadap makanan memanfaatkan perjalanannya untuk menikmati kuliner lokal. Dalam misi pencicipan cita rasa makanan bukan hanya mengetahui makanan secara umum, tetapi bagaimana makanan telah mendominasi kehidupan. Konsep kehidupan seperti realita sosial, politik, agama, dan sejarah yang tak hanya berkaitan dengan kolusi, korupsi, konspirasi, dan misinformasi, tetapi juga menyatukan cinta dan pertemanan. Cara...