doc. google |
Judul
Buku: Sherlock Holmes The
End
Penulis: Benny Lo
Penerbit: Visimedia
Tahun
Terbit: September - 2012
Tebal: 160 Halaman
No.ISBN: 9790651511
Harga: Rp 42.000,-
KETIKA Sir Arthur Conan Doyle memutuskan untuk
"mematikan" Sherlock Holmes, para penggemar fanatiknya bereaksi
dengan keras. Majalah “The Strand” yang rutin memuat serial Sherlock Holmes
kehilangan 20.000 pembaca setianya. Bahkan, banyak penggemar Sherlock Holmes
"berdemonstrasi" di jalanan mengenakan pita hitam di lengan sebagai
tanda berkabung!
Setelah memutuskan mematikan Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle memilih menulis novel sejarah yang menjadi kesukaannya. Namun, ternyata novel sejarahnya ini tidak diterima oleh pasar. Pada tahun 1901, akhirnya dia menerima "kenyataan" bahwa para penggemar fanatiknya sudah terlanjur tak bisa memisahkan antara namanya dan nama sang detektif imajinasinya, sehingga dia kembali mulai menulis serial Sherlock Holmes.
Di dalam buku ini tersaji kisah-kisah yang merekam beberapa momen penting dalam perjalanan detektif legendaris dari Baker Street 221 B ini. Dari kisah ketika Sherlock Holmes dimatikan, dihidupkan kembali, kisah-kisah setelah dia hidup kembali, masa pensiun, hingga kisah Sherlock Holmes terakhir yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle. Anda juga bisa menikmati penuturan langsung Sir Arthur Conan Doyle (Saya & Sherlock Holmes) di sebuah majalah detektif di Inggris tentang berbagai hal luar biasa yang dialaminya sebagai penulis Sherlock Holmes.
Kasus
Terakhir
Holmes harus berhadapan dengan profesor
Moriarty, seorang penyelidik yang tidak pernah meninggalkan tempatnya, tetapi
mempunyai banyak mata di luar. Holmes harus pergi dari kamar Watson dengan cara
memanjat pagar belakang rumah agar tidak terlihat oleh jaring mata-mata
Moriarty. Setelah melakukan perjalanan dan tiba pada persidangan. Mereka harus
kecewa, karena persidangan tidak berjalan lancar dan kasus tidak terungkap.
Holmes sebagai detektif jenius, kali ini harus
menghadapi seseorang yang pandai ilmu eksak. Ternyata, ilmu tersebut mampu membuat
jaring mata-mata di setiap tempat. Profesor Moriarty hanya duduk di meja
kerjanya dan menyusun strategi yang lebih jenius untuk menghancurkan lawannya.
Kasus
Rumah Kosong
Saat musim semi tahun 1894, London digemparkan
tentang terbunuhnya Roland Adair dengan cara yang mengenaskan. Tanpa ada suara
senapan, tetapi kepala Roland Adair hancur oleh senapan. Penyelidikan Holmes
begitu memperhatikan hal kecil, seperti membuat patung lilin yang diletakkan di
dalam kamarnya dan dipindahkan setiap seperempat jam sekali oleh Mrs. Hudson.
Selain itu, Wadson juga dikagetkan dengan
kehadiran Holmes yang satu tahun lalu dikabarkan mati karena melakukan
pergelatan bersama Moriarty dan keduanya jatuh ke jurang. Namun, Holmes bisa
selamat dengan usahanya menaiki tebing yang sangat berisiko untuk menghindari
lemparan batu oleh anak buat Morierty.
Pada kasus ini, Holmes menemukan bahwa Kolonel
Sebastian Moran, anak buah Moriarty menggunakan senapan tanpa suara menembus
kamar Roland Adair dari jendela yang terbuka. Moran merupakan seorang perwira Angkatan
Darat yang dulu berutas di India dan penembak terbaik di negara tersebut.
Petualangan
Enam Napoleon
Perjalanan Holmes untuk menangkap pelaku karena
kasus pencurian dan penghancuran patung Napoleon dimulai ketika sebuah surat
yang datang. Dari sebuah kasus pencurian patung Napoleon di rumah Horace
Harker, jurnalis terkenal di London, tetapi ia tak bisa menulis kasus tersebut.
Kasus selanjutnya yaitu pencurian patung tersebut sekaligus pembunuhan.
Pencuri selalu menghancurkan patung di bawah
lampu. Hal itu menjadi satu catatan kecil Holmes untuk mengungkap pelaku.
Dengan petualangn kebeberapa kota untuk menanyakan siapa pembeli keenam patung
tersebut. Dari keenam patung yang dibuat dan tiga patung sudah dihancurkan,
Holmes menyimpulkan bahwa ada sesuatu di dalamnya dari tiga patung tersisa.
Penyelidikan yang sangat cerdik, Holmes
menemukan pembeli patung terkahir dan membelinya dengan harga dua kali lipat.
Ketika patung tersebut dihancurkan, Holmes menemukan mutiara hitam di dalam
patung tersebut. Kasusunya terungkap dengan sempurna, bahwa pencuri mempunyai
harta berharga dalam patung itu dan Beppo, pencuri sekaligus pembuat patung
Napoleon tertangkap dan dipenjarakan.
Holmes melakukan penyelidikan yang sempurna
pada kasus ini. Dengan meneliti tanggal dan nama pembeli patung, ia mampu
memecahkan kasus tersebut.
Perualangan
di Wisteria Lodge
Ketika Holmes menerima pesan telegram pada pagi
hari, kasus ini dimulai. Seorang pelayan setia dari sang penjahat berada di
pihak Holmes membuatnya semakin terbantu. Kasus ini berjalan dengan menggunakan
pesan. Sehingga Holmes harus menelusuri bagaimana isi pesan dan apa yang akan
terjadi di tempat pertemuan pada pesan tersebut.
Petualangan
Detektif yang Sekarat
Holmes harus membuat semua orang di sekitarnya panik
dengan harinya yang tiba-tiba sakit tropis. Dokter Wadson tidak boleh
menyentuhnya dan harus menuruti permintaannya. Melakukan penjemputan kepada Dr.
Ainstree untuk mengobatinya karena, ia lebih ahli dalam menangani penyakit
tropis. Kasusnya terpecahkan ketika Dr. Ainstree datang dan mengungkapkan semua
bahwa ia yang telah membunuh Vector dengan cara menyuntikkan virus penyakit
tropis. Dengan akting Holmes yang pura-pura sakit, akhirnya mampu mendapatkan ungkapan
dari Dr. Ainstree.
Penghormatan
Terakhir
Penyelidikan kasusnya kali ini bisa memboyong
uang senilai lima ratus pond. Melakukan berbagai cara untuk menggiring Von Bork
itu tidak mudah. Dia ialah orang yang sangat kuat dan nekat. Dengan
masing-masing memegang satu lengan, kemudian menyeretnya ke dalam mobil dan
berhenti di London akhirnya Holmes mampu membuka mulutnya.
Petualangan
di Rumah Tua Shoscombe.
Penyamaran Holmes berhasil sukses untuk
mengetahui kasus yang dirasa besar itu. Masalah tersebut juga merupakan masalah
terakhir yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan ganjaran yang seharusnya
diterima. Dengan perlombaan pacuan kuda, Holmes akhirnya bisa memecahkan kasus
dengan baik.
Dari kasus-kasus tersebut membuat novel berseri Sherlock Holmes ini semakin
digemari oleh pambacanya. Dari segi kepenulisan sudah menyisipkan disksi,
sehingga tulisan lebih enak dibaca. Untuk kover sendiri, buku ini sudah
menunjukkan satu gambaran depan yang telah mewakili isi. Dari novel terjemaan
ini ada satu kejanggalan, yaitu penggunaan kalimat terjemahan yang masih kaku,
sehingga sulit untuk dipahami hanya dengan satu kali membaca.[]Prav
Prajna Vita_
Jakarta, 9 Mei 2016
tags: #resensi #book #SherlockHolmes #detective #visimedia
Komentar
Posting Komentar