Photo by, Prajna Farravita Located, Pantai Indrayanti, Yogyakarta |
Hati
itu isinya ada dua, makna dan iman~
Apakah
hati sudah mampu menemukan makna?
Apakah
hati sudah mampu mempertahankan keimanan?
Dua
hal yang mungkin jauh tetapi sangat dekat. Amat dekat.
Terkadang
keimanan lebih mudah dirasakan, tetapi kebenarannya relatif di mata Sang
Pencipta.
Makna
juga bisa dicari, tetapi memerlukan kepekaan yang tinggi dan hati yang betul-betul
terbuka.
Bagaimana
hati dan keimanan bertindak tidak ada yang tahu. Diri sendiri pun tidak tahu,
karena ada yang Maha lebih Tahu.
Hati
itu tidak dapat dipastikan bagaimana ia bekerja. Bisikan-bisikan dari luar terkadang
mengalahkan niat baik yang tulus.
Makna
itu diperuntukkan kepada orang-orang pilihan. Bisa begitu? Ya, karena tidak
semua orang mampu memekakan indranya untuk mencari makna. Padahal, Tuhan telah
memberikan segala kenikmatan yang mampu digunakan untuk mensyukurinya.
Mencari
paradigma dari sisi yang berbeda memang terasa sulit. Namun, semua itu akan
mudah ketika hati tidak lagi tertutup, membeku, ataupun mati suri. Makna yang
ada di ujung jaring di atas jaring pun masih bisa terlihat dengan hati.
Hati
itu ibarat poros mata yang akan menerjemahkan segala sesuatu dari rekamannya. Hati
juga sebagai kunci. Bagaimana hati membuka untuk hal yang perlu dan menutupnya
untuk hal yang tak perlu. Makna yang akan menyimpulkan perdebatan di dalam
hati.[]Prav
Prajna
Vita
Jakarta, 20 November 2016
12.44
Komentar
Posting Komentar