“Kopi menjadi salah satu sajian lengkap setiap hari. Aku tak pernah menyalahkan mereka yang sudah tidak bisa lepas dari cairan hitam pekat itu.”
Kopi itu tidak tumbuh di sembarang tempat, kopi itu dihasilkan dari buah bukan biji, kopi itu mempunyai warna yang sederhana namun elegan, kopi itu mempunyai aroma yang menggugah selera, kopi itu mempunyai perpaduan rasa pahit dan manis, kopi itu mempunyai nilai seni yang tinggi, dan kopi itu mempunyai filosofi dari setiap jenisnya.
“Kopi itu penuh cinta”. Mungkin satu kata tanpa suara yang kemudian berakhir menjadi satu kata indah. Seiring dengan semua cerita kopi yang sudah merasukiku, pada waktu inilah penyadur kopi terhebat dalam hidupku menghilang.
Menghilang semuanya, tulisan, cerita keseharian, hobi, kebiasaan, dan pengalamannya. Aku merindukan cerita tentang kopimu, aku merindukan semua percobaan menyadur kopimu, aku merindukan seni kopimu, aku merindukan cerita pertemuanmu dengan banyak penyadur kopi yang hebat.
Kembalilah meskipun hanya dengan satu kata. Halaman ceritamu telah lama tak pernah kau isi. Menantikan kehadiran kata demi kata yang akhirnya menjadi satu prosa indah.
Aroma kopi di depanku selalu akan kembali meskipun sudah menjauh dariku. Aroma kopi itu selalu menghilang perlahan, kemudian akan kembali jika aku menginginkannya, tetapi aku tahu hal itu sangat berbeda. Namun, jika cairan pekat itu bisa kembali? Apakah sang pembuatnya pun akan kembali? Entahlah. Mungkin akan berakhir pahit dan manis itu perlahan akan meninggalkan perasaan ini?[] Prav
Jakarta,......... 2015
*Aku lupa kapan menulisnya. Sudah pernah aku posting kemudian aku hapus kembali. Lalu, aku membacanya lagi, banyak pemikiran yang ingin aku bagi dari tulisan singkat ini. Dan, aku akan menyesal jika membiarkan tulisan ini tersimpan saja di draf folder literasi :)
Komentar
Posting Komentar