Langsung ke konten utama

Kisahku Terkena Bercak Hitam

“Kopiku tumpah, membasahi semua lembar catatanku”

Kopi endapan yang sejak pagi aku sandingkan di meja kerja belum juga habis hingga senja ini. Ditemani secangkir kopi hitam dari tanah lahat membuatku mengingat mimpi tidur siang tadi. Aku tidak tahu bagaimana kronologi tepatnya.

Aku teringat sedikit, sebelumnya, entah aku melihat atau aku merasakan ada kehadiran Sang Barista itu. Jauh sekali, amat jauh sekali aku bisa melihat dan merasakannya.

Aku sendiri. Aku merasakan bahwa diriku hanya berdiri sendiri. Kemudian aku duduk pada sebuah kursi dan di meja itu terdapat buku catatan keseharianku terbuka yang didampingi dengan pena dan secangkir kopi.

Dari tempatku berada aku masih mampu merasakan keberadaannya jauh di sana. Melihatnya, dan entah aku menulis sesuatu pada buku itu atau tidak. Lalu, dengan tiba-tiba cangkir itu terguling dan mengeluarkan semua isinya. Menyiram semua lembar catatanku hingga menimbulkan bercak hitam yang tidak akan pernah hilang. Refleks aku berdiri dan melihat semua cairan itu memenuhi kertas yang sudah berlembar-lembar aku tulis.

Seketika itu, bayangan sosok penyadur kopi hilang begitu saja. Aku tidak tahu ia pergi ke mana dan aku tidak lagi merasa ada kebaradaannya. Aku lemas memandangi tumpahan kopi yang aku sendiri pun tidak tahu karena apa.

Aku terbangun ketika senja sudah mulai tampak. Aku tak tahu apa arti mimpi siang bolong menjelang senja ini. Hawa sejuk mendung dan aroma kopi seketika menyerang otakku. Membuatku mengambil kopi itu lalu beradu dengan jariku yang semakin lama semakin cepat untuk mengungkapkan semua apa yang kurasakan.[]Prav

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Salah Masuk Labirin

LEPASKAN rasa ini dan fokus pada tujuanku. Hilangkan rasa ini dan anggap seperti kau dan aku teman. Aku berusaha sewajarnya, tetapi kau memancingku dengan semua yang aku suka. Musik, gambar, typografi, photo, dan coffee . Lebih jauh mengenalmu membuatku takut. Aku takut kehilanganmu sebagai teman diskusi, sebagai teman yang membantuku untuk melatih kemampuanku mengenal kopi. Kemampuan membuat lidah lebih peka dengan citarasa kopi dan kemampuan untuk kembali menulis. [Jkt, 25/10’15 : 21.08] Aku merasa yang aku alami selama ini ialah sebuah mimpi. Semua hal-hal menakjubkan datang begitu saja. Semua ini berpengaruh positif pada diriku. Ketika berimajinasi mengenai kisah ajaib, aku menanyakan pada diri sendiri. Apakah aku sedang koma? Lalu, hal-hal yang terjadi selama ini ialah mimpi di dalam komaku. Jika, ya, aku yakin akan menyesal ketika sadar. Namun, jika aku ditakdirkan untuk bangun lagi, aku pasti akan mengingat kisah mengesankan itu dan akan mempunyai semangat hidup yang l...

Resensi: Catatan Juang, Membuat Seseorang Berani Bertindak

Photo by Prajna Vita Judul: Catatan Juang Penulis: Fiersa Besari Penerbit: Media Kita Cetakan: Pertama, 2017 Tebal: vi + 306 hal ISBN: 978-797-794-549-7 “Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya”, tertanda Juang. PERNAH terinspirasi dari seseorang? Inspirasi bisa datang dari mana saja. Dari orang, film, karya seni, hal-hal sekitar, lagu, musik, atau bahkan tulisan. Namun, bagaimana jika terinspirasi dari sebuah barang kepunyaan seseorang yang belum dikenal dan mampu mengubah dunia? Apakah itu sebuah Konspirasi Alam Semesta? Ya, karena semesta yang mendukung apa yang akan terjadi. Seperti halnya, semesta akan membawamu pada zona nyaman atau tidak, begitupun sebaliknya, akan membawamu keluar dari zona nyaman atau tidak. Kita juga tidak pernah salah keluar dari zona nyaman apabila semesta mendukung. Setiap konspirasi mungkin akan menyulitnya dan kau sendirilah yang akan tahu seberapa besar kau bisa menggapainya....

Perjalanan dalam Misi Mencicipi Kuliner Lokal dan Bagaimana Kuliner Mendominasi Kehidupan

Aruna & Lidahnya Laksmi Pamuntjak Gramedia November 2014 (Cetakan Pertama) 432 Halaman 978-602-03-0852-4 Rp 78.000,- Sebuah novel tentang makanan, perjalanan, dan konspirasi. Laksmi Pamuntjak mampu menyuguhkan karya fiksi yang mengaitkan kuliner dengan konsep kehidupan. Dalam kasus flu unggas yang terjadi secara serentak di delapan kota di Indonesia, Aruna yang bekerja sebagai konsultan epidemiologi atau disebut “Ahli Wabah” ditugaskan melakukan penelitian. Dalam kesempatan penelitian itu Aruna bersama dua karibnya, Bono dan Nadezhda yang terobsesi terhadap makanan memanfaatkan perjalanannya untuk menikmati kuliner lokal. Dalam misi pencicipan cita rasa makanan bukan hanya mengetahui makanan secara umum, tetapi bagaimana makanan telah mendominasi kehidupan. Konsep kehidupan seperti realita sosial, politik, agama, dan sejarah yang tak hanya berkaitan dengan kolusi, korupsi, konspirasi, dan misinformasi, tetapi juga menyatukan cinta dan pertemanan. Cara...